Kamis, 22 Juli 2010

Managerial Meeting

Managerial Meeting

Kejadian ini berlangsung beberapa tahun yang lalu, waktu itu saya dipindahkan oleh manajemen ke Bandung untuk memimpin kantor cabang Bank di Bandung.

Suatu hari, sore sekitar pukul 18.00 WIB menjelang malam sebelum pulang, saya ngobrol dengan operational manager saya di ruangan saya. Di kantor tinggal kami berdua, office boy dan para marketing sudah ijin pulang. Saya berdiri dengan badan merapat di badannya yang duduk di kursi sambil saya memandang ke arah jalan di luar.

Saking dekatnya tak terasa kemaluan saya menempel ke lengan kanannya. Saya sejenak tertegun akan apa yang terjadi, tetapi dia kelihatannya suka dan cuek saja sambil sedikit senyum dikulum. Sedikit saya gambarkan operational manager saya yang seksi ini, saya tidak akan menyebutkan siapa namanya, saya tidak ingin dia menjadi malu karena sampai saat ini kami masih tetap berhubungan baik. Wajahnya cukup cantik, manis dengan senyum yang menggoda, dia memiliki tubuh yang mungil dengan rambut sebahu, kulitnya putih sekali karena dia orang Chinese, buah dadanya tidak begitu besar tapi sangat padat, bibirnya sangat sensual.

Tiba-tiba tangannya memegang jari-jari tangan kanan saya lalu mengusapnya perlahan, lalu saya memandang wajah cantiknya, dia tersenyum. Saya ingin sekali memeluk tubuh mungilnya. Dengan perlahan saya menurunkan muka saya ke mukanya, saya sentuh bibir seksinya, saya cium dengan lembut, dengan penuh perasaan, lalu dia balas dengan melumat bibir saya dengan kuluman lidahnya yang menggairahkan sambil menarik dasi saya untuk lebih merapat ke badannya. Tangan sayapun mulai turun mengusap-usap buah dadanya, tangannya pun tidak mau kalah, batang kemaluan saya diusap-usap dan diurut-urut dengan lembut dari luar pantalon saya. Sebelum saya lebih bernafsu, saya kunci pintu, saya ingin take safe.

Saya langsung memeluk dan menciumi seluruh muka dan lehernya begitu saya kunci pintu kantor saya. Dia mendesah dan mengerang nikmat tidak karuan. Ini yang saya sukai darinya, dia begitu expresive dan amat menikmati ciuman dan cumbuan saya. Dengan agresif dia membuka celana saya, lalu dia duduk sambil memasukkan penis saya ke dalam mulutnya dan menghisapnya perlahan-lahan lalu menariknya kembali sambil kedua bibirnya mengatupkan rapat di seputar batang kemaluan saya. Oooh, inilah yang saya paling sukai dari dia, pintar sekali mengulum kepunyaan saya. Saya tahu bahwa dia sangat mencintai saya, karenanya dia selalu memberikan yang terbaik untuk saya.

Saya benar-benar sudah tidak tahan. Segera saya tarik badannya dan saya dudukkan di atas meja saya, kedua kakinya menjuntai ke kursi. Dia benar-benar pasrah waktu saya angkat rok mininya lalu saya tarik celana dalamnya, lalu saya lumat habis selangkangannya, “Aahh”, dia menjerit perlahan sambil menjambak rambut saya.

Lebih kurang 10 menit saya melakukan foreplay lalu saya masukkan kemaluan saya ke dalam lubang cintanya. Pelan-pelan saya mulai menggoyang pantat saya maju mundur, diapun menggoyang-goyangkan pinggulnya naik turun mengikuti irama pantat saya, kaki kanannya saya angkat ke pundak saya sambil jari tangan kiri saya meremas-remas kedua buah dadanya.

Lima menit kemudian dia mempercepat gerakannya sambil mendesah-desah, “Oohh.., Maass.., Maass.., nikmat Maass”, desahnya.
Tiba-tiba kaki kanannya diturunkan, kemudian kedua kakinya dilingkarkan ke belakang pantat saya, lalu dia setengah bangun, tangan kanannya memegang leher saya, sedangkan tangan kirinya menopang badannya. Bibirnya menciumi dada saya lalu lidahnya menjilat-jilat puting dada saya.
“aaghh Pak.., oohh..,
Pak.., eennaakk paakk.., uughh”, begitulah rintihan dan lengguhan nikmatnya seirama dengan maju mundurnya pantat saya. Batang kemaluan saya terasa lebih besar setelah sekitar 20 menit menerobos dan membongkar habis kemaluannya yang merah dan menggairahkan. Saya merasakan bahwa lubang kemaluannya semakin basah namun pijatan-pijatan di dalam lubang kemaluannya semakin terasa getarannya.

Lima menit kemudian dia bangun memeluk tubuh saya erat sekali sambil menciumi dagu saya, pantatnya bergetar hebat dengan kedua kakinya yang semakin erat melingkar di belakang pantat saya.
“Ougghh.., hh.., Pak.., oohh.., Paak.., saya mau keluaar.., ooh.., oouuggh.., maauu keluuaarr.., sebentar lagi paak”, desahnya sambil terus mengerang-erang kenikmatan.

Saya semakin bergairah dan menambah kecepatan maju mundurnya pantat saya. Tiba-tiba saya merasakan badannya menegang dan menggelepar-gelepar beberapa detik, dia sedang merasakan ejakulasi, saya kembali mempercepat gerakan pantat saya sambil saya peluk dia erat dan saya mendesah-desah dan membisikkan “Ahh.., kamu.., aagghh.., aaghh.., agghh.., kamu punya nikmat sekali sayang”, demikianlah kebiasaan kami bila bercinta, kami selalu saling apresiasi bila salah satu dari kami mencapai puncak kenikmatan. Badannya kembali mengejang kuat sambil bergetar hebat menikmati irama goyangan pantat saya serta dahsyatnya batang kemaluan saya.
“aagghh.., Paak.., saya keluaarr Paak”, teriaknya. Bersamaan dengan telah mencapai puncak orgasme manager saya itu, maka saya tekan habis-habisan batang kemaluan saya hingga saya rasakan menyentuh dinding vaginanya. Nikmat sekali memang rasanya, saya tetap terus memaju mundurkan pantat saya, maklum saya termasuk pria yang butuh waktu lama bila bercinta. Apalagi kemaluan saya yang perkasa ini.

Bagi anda para pembaca wanita, anda bisa membayangkan kemaluan saya seperti apa, kemaluan saya tidak begitu panjang tapi sangat keras sekali, sekitar 14 cm dengan diameter sekitar 3,8 cm, berwarna coklat sedikit pink dengan kepala kemaluan bundar menawan dan mengkilat. Banyak sekali wanita yang mengagumi kemaluan saya. Mereka umumnya selalu merasa exited dan ingin selalu mem-blowjob-nya.

Sampai suatu ketika saya merasa bahwa saya akan mencapai puncak kenikmatan. Saya bisikkan bahwa saya mau keluarin di mulutnya. Dia tersenyum dan mengedipkan matanya pertanda setuju. Saya merasa sangat terangsang dan dihargai, lalu saya percepat gerakan batang kemaluan saya keluar masuk liang vaginanya yang kini terasa lebih sempit dan sedikit kering. Dia membisikkan kata-kata kenikmatan, “Ouugghh.., ough.., ough.., Paak.., “Pakk.., uuhh nikmat sekali punya bapaak.., saya mau kelluar lagii Paak”, teriaknya. Tiba-tiba badannya mengejang dan bergetar hebat beberapa saat, rupanya dia keluar untuk kedua kali. Saya mempercepat gerakan, 2 menit kemudian ketika saya sudah tidak tahan lagi, saya keluarkan batang kemaluan saya dari liang vaginanya, lalu dia langsung jongkok bersimpuh dan saya mulai meremas-remas rambut dan sedikit menjambaknya sebelum saya ejakulasi.

Lalu.., “Cret.., cret.., crett.., crett”, saya muntahkan cairan sperma saya ke dalam mulut seksinya. Sebagian yang masuk ke dalam mulutnya langsung ditelan, sebagian lagi mengenai mata, hidung dan dagu serta turun mengenai buah dadanya. “Ugh nikmat sekali”. Kami lalu berpelukan sambil membisikkan kata-kata sayang, setelah kami berpakaian dan sama-sama merasa rapi, saya antarkan dia pulang ke rumahnya di kawasan Jl. Setia Budi sambil saling berjanji untuk melakukannya esok hari.

Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar